Sambut 26 Baja, Satbrimob Polda Kalteng Laksanakan Tradisi Sujud Syukur 

    Sambut 26 Baja, Satbrimob Polda Kalteng Laksanakan Tradisi Sujud Syukur 

    PALANGKA RAYA - Sebanyak 25 personel bintara remaja (Baja) Polki (Polisi laki-laki) dan satu bintara remaja Polwan diterima Satbrimob Polda Kalteng, usai mengikuti pendidikan pembentukkan selama lima bulan.

    Kedatangan 26 Baja tersebut disambut dengan upacara tradisi di Mako Satbrimob Polda Kalteng Jl.Tjilik Riwut Km 32 Tangkiling, Kota Palangka Raya, Senin (18/07/2022) sore.

    Upacara tradisi penyambutan dipimpin oleh Dansatbrimob Polda Kalteng Kombes Pol. Suryo Sudarmadi, S.I.K., M.H. diwakilkan Wadansatbrimob AKBP Dieno Hendro Widodo, S.I.K.

    Sebelum tiba di Mako Brrimob, para bintara remaja melakukan tradisi menarik mobil barracuda dan ritual sujud syukur sebelum memasuki gerbang kesatrian.

    "Setelah itu, kami laksanakan upacara tradisi penyambutan siraman air dilanjutkan dengan penghormatan serta mencium Bendera Merah Putih, dan Pataka Satbrimob Polda Kalteng “Satya Bhaluka Pala”, ungkap Wadansat.

    Dieno mengatakan bahwa makna dari tradisi penyambutan ini, guna menumbuhkan jiwa nasionalisme, patriotisme, semangat soliditas dan untuk memupuk jiwa korsa.

    "Kami berharap, 26 bintara remaja tersebut, mampu menjadi bhayangkara sejati yang tahan uji, memiliki nilai juang, senantiasa setia, tabah, patuh, taat kepada pimpinan dalam situasi dan kondisi apapun, " tegasnya.

    palangka raya
    Indra Gunawan

    Indra Gunawan

    Artikel Sebelumnya

    Kapolda Kalteng Buka Taklimat Awal Audit...

    Artikel Berikutnya

    Brigpol Rochim Lakukan Pemeliharaan dan...

    Komentar

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    BINUS Learning Community Palembang Mengadakan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan Tema "Cara Mudah Menentukan Harga Jual Produk yang Tepat!"
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan